Jumat, 26 April 2013

Hati-hati mencari informasi pekerjaan di internet

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Berbagi pengalaman mengenai pencarian kerja di internet. apabila kita merupakan fress graduated dan terutama lulusan SMA/Sederajat yang belum memiliki pengalaman, kita harus berhati-hati dalam menerima segala informasi yang kita dapat dari internet. terutama sekali informasi mengenai pekerjaan.
Tips untuk menghindari kemungkinan -kemmungkinan kita di bohongi informasi pekerjaan di internet:
1. Apabila kita mencari pekerjaan dan ingin melamar pekerjaan di suatu perusahaan, pastikan kita telah mencari informasi mengenai Profil perusahaan dan kredibilitas perusahaannya
2. Hindari pelamaran yang menggunakan SMS(Short MessageService)
3. Apabila kita memiliki banyak teman atau saudara maka tanyakan terlebih dahulu mengenai pekerjaan itu kepada mereka, atau kepada orang tua kita
4. Apabila kita di undang untuk interview maka sebelum kitz memasuki gedung perusahaannya , cobalah untuk bertanya kepada orang sekitar mengenai perusahaan tersebut. seperti apa yang Rasulullah pesankan kepada kita, seseorang bisa diketahui apakah dia orang yang baik atau tidak adalah melalui tetangganya
5. Lihat kondisi perusahaannya, bagaimana bangunannya dan petunjuk menuju perusahaannya,
sepengetahuan saya , perusahaan jarang yang akan meletakkan penunjuk arah di kaca depan perusahaanya. lihatlah apakan perusahaan itu punya security atau tidak
6. Lihat kondisi resepsionist nya dan keseluruhan kenampakan bangunan yang terdapt di dalamnya
7. Perhatikan segala hal yang menurut anda ganjal, mislanya di dalam perusahaan tidak terdapat komputer atau bahkan anda tidak melihat komputer sama sekali di dalam kantor tersebut.
8. Perhatikan juga bagaimana kenampakan peralatan yang terdapat di kantor tersebut. kondisi meja orang yang menginterview kita, apakah di sana terdapat lemari-lemari arsip atau tidak
9. Hati-hati apabila kita di tawarkan gaji yang tinggi  dan posisi yang menggiurkan, apabila kita mencari pekerjaan maka kita harus memperhatikan juga kemampuan dan kualitas kita.
Apabila ada seseorang yang berada dalam perusahaan yang tidak terlalu baik, kondisi meja kerjanya pun tidak terlalu baik, tetapi dia menawarkan jabatan yang menggiurakn untuk kita. kita harus berfikir " Kenapa tidak dia saja yang mendaftar dalam posisi tersebut, mendapat gaji yang cukup untuk membeli jas dan bekerja di ruangan dan di depan meja yang baik.
10. Mulailah mencurigai apabila saudara mulai dimintai uang, atau embel-embel apapun untuk memulai bekerja.
dan yang paling terpentinga dari segalanya ini adalah berdoa kepada Allah Swt.
a. Berdoa sebelum mencari informasi dan pekerjaan
b. Berdoa saat akan melakukan wawancara atau interview
c. Berdoa setelah melakuakan interview dan pekerjaan lainnya
d. Berdoa untuk niat yang lurus dalam bekerja atau (Muamalah)

Semoga bermanfaat, Wassalamu'alaikum. Wr.Wb

Minggu, 02 September 2012

PETANG BUKAN MALAM

 Bismillahhirrahmanirrahim. 
“Tuhan memberikan hikmah kepada orang yang di kehendaki-Nya, barang siapa yang di beri-Nya hikmah itu berarti dia telah mendapatkan kebaikan. Dan hanya orang yang mau berfikirlah yang dapat mengambil pelajaran “ bunyi surat Al-Baqarah ayat 269 ini terdengar dalam telinga Rahma saat ini. Ia sedang mendengarkan radio dari ponselnya, perjalanan yang cukup lama di isinya dengan mendengarkan radio agar tidak terlalu bosan dalam perjalanan.
Ternyata mereka telah sampai di depan jalan sekolah, Rahma kemudian turun dari mobil. Ia langsung megambil barang-barangnya kemudian berjalan menunju ke sekolah. Tubuhnya masih cukup lelah untuk berjalan walau beberapa meter saja. Liburan lima hari ke Yogyakarta masih berbekas kala itu. Saat ini waktu menunjukkan pukul 4 pagi menuju waktu subuh. Tak banyak yang menyempatkan diri untuk sebentar saja berada di sekolah atau untuk melaksanakan shalat subuh berjama’ah di sekolah. Kebanyakan dari mereka berniat menunggu penjemput untuk segera  pulang ke rumah. Maklum, sekitar dua belas jam perjalanan dari Yogya menuju Jakarta dengan sebelumnya sudah sejak pukul delapan pagi mereka check out dari hotel. Kemudian mereka melanjutkan jadwal kunjungan yang harus di kerjakan. Merupakan sebuah perjalanan yang melelahkan namun sangat menyenangkan.
Adzan subuh telah berkumandang. Rahma, beberapa teman dan guru-guru sekolahnya langsung melaksanakan shalat subuh berjama’ah di musholah. Selepas shalat ternyata ibunda Rahma telah berada didepan gerbang sekolah untuk menjemputnya.
Rahma melihat jalanan yang cukup lengang dan kosong di sepanjang perjalanan. Hari yang masih pagi di hari libur menyebabkan kemacetan belum terjadi di Jakarta. Ibu memboncengi Rahma dengan sepeda motor kala itu, jadi seluruh kehidupan terlihat jelas dalam penglihatan matanya. Jalan masih gelap karena matahari memang belum menampakkan dirinya di Jakarta. Tetapi cahaya lampu cukup untuk menmbantu perjalanan sampai ke rumah.
Sepanjang perjalanan benak Rahma mulai berparadigma, dari balik cahaya terlihat sedikit bayang-bayang kehidupan. Orang-orang yang hidup di dunia ini namun sering kali terabaikan dan di lewati dengan begitu saja. Sebelum perjalanan ini –pun, telah ada sepenggal bayangan yang di lewati oleh mata Rahma dalam gelapnya subuh hari ini.
Setelah turun dari mobil dan sebelum sampai di depan gerbang sekolah ia melihat seseorang di pagi buta itu. Seorang yang telah bercucur keringat dan perjuangan, ia adalah seorang penyapu jalan raya. Selintas mata ini hal yang cukup biasa, tetapi dalam selintas fikir ini di luar dari biasa. Pernahkah terfikirkan di subuh hari banyak orang yang sulit bahkan harus tergopoh-gopoh untuk bangun mengerjakan 2 rakaat shalat. Tetapi seseorang ini telah menyapui jalan dengan tenaga dan keringat yang penuh dengan harapan. Banyak sekali orang yang masih dalam keadaan mata yang jelek dan berdiri yang lesu untuk megucap takbir kepada Allah swt. Tetapi seorang ini telah bersiap sebelum subuh berkumandang menuju harinya dan menyambut gemuruh adzan, Subhanallah.
Tanpa sadar, hari-hari kita ini harus merasa malu pada hal seperti ini yang jarang sekali orang mau untuk berusaha memikirkan dan merenungkannnya. Membiarkan hidup kita terlenan pada apa yang telah kita lakukan tanpa belajar banyak lagi pada orang lain atau alam sekitar kita. Padahal Allah telah menyuruh kita untuk menjadikan setiap kehidupan adalah pelajaran.
Jalan-jalan telah terlintas, mata Rahma kini terjatuh pada seorang ibu yang duduk lesehan dengan tumpukan sayuran di depannya. Dalam selintas mata ini sudah biasa, ibu penjual sayur yang berjualan sayur di pagi hari. Karena kalau ibu ini berjualan di siang hari pastilah sayur sudah menjadi layu dan tidak segar. Tetapi balik layar seorang ibu pastilah tidak mungkin biasa. Sebelum waktu subuh, ibu terbangun dalam lelap anak-anaknya. Ibu membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan suaminya. Kemudian ibu pergi ke pasar bersama bapak yang belum berangkat bekerja untuk mencari sayuran. Sesampainya di pasar, ibu memilih sayur  kemudian bapak yang akan memanggulnnya. Setelah semua di rasa cukup, di bawalah sayur ke tempat penjualan, yaitu emperan toko yang belum membuka. Sungguh, bukankah keringat itu menetes sebelum waktu subuh?.
Rahma menjadi berfikir, begitu banyak anak bangsa seperti dia yang sulitnya untuk berterimakasih kepada ibu untuk setiap subuh hari yang telah terjadi. Ibu yang telah membangunkan mereka dari alam mimpi untuk sekedar dua rakaat  kewajiban mereka atau untuk keharusan mereka bersiap diri menyambut kehidupan. Dan  bahkan tanpa sadar banyak dari mereka yang berkemul kembali tanpa memperdulikan suara ibu yang tersamar bunyi minyak goreng dari balik dapur untuk membangunkan mereka. Padahal perjuangan ibu di waktu itu semuanya dilakukan hanya untuk memberikan yang tebaik untuk nya. Kemudian selintas Rahma berucap di dalam hati, ”Astagfirullah, maafkan saya ibu”.
Tak lama kemudian motornya melewati seseorang yang di belakangnya beliau menarik sebuah gerobak yang berisi sesuatu di dalamnya. Isi dalam serobak itu memanglah tak terlihat karena tertutup oleh gelap. Tetapi, dalam fikiran Rahma dia tahu persis apa yang seseorang itu bawa. Gerobak itu berisi dengan sampah. Sampah yang beliau kumpul untuk menyambung hidup selepas subuh. Sampah yang sering kali di ributkan oleh masyarakat Jakarta kalau saja orang-orang seperti mereka ini berhenti satu hari saja untuk mengangkut sampah-sampah itu.
Namun banyak warga Jakarta yang tak segigih mereka untuk membuang sampah walau sepotong saja. Sampah di buang begitu saja dari dalam mobil ke jalan raya, ke kali-kali yang ada di Jakarta, atau membuang tumpukan sampah ke depan jalan raya merupakan beberapa kebiasaan yang masih terjadi di ibu kota Indonesia ini.
Tetapi yang lebih mengusik hati Rahma bukan hanya ini saja. Kemungkinan perlakuan yang mereka dapatkan dan semua orang seperti mereka dalam kehidupan bermasyarakat, ini yang paling mengusik hatinya. Kebanyakan dari kita memandang orang-orang ini dengan sebelah mata dan menjadikan mereka orang bawah. Merasa ketidak nyamanan yang di ekspresikan dengan tidak pantas saat bersama dengan mereka di karenakan sampah yang mereka bawa. Padahal tanpa adanya mereka, apakabar ya Jakarta?. Pastilah hamburan sampah menjadikan banjir berubah bukan lagi banjir air tetapi banjir sampah. Kemudian yang tidak mungkin tidak terlihat oleh mata Rahna adalah supir-supir angkutan umum dan para pengangkut barang, yang mengisi subuh hari dengan suara mesin dan langkah kakinya.
Mereka yang saling menemani kegiatan di waktu subuh yang masih gelap untuk saling memberikan manfaat antar sesama hingga waktu  petang yang sebenarnya yaitu malam.
Sungguh suatu yang luar biasa, perjuangan hidup orang-orang dalam himpit Jakarta.
Rahma jadi teringat sebuah ayat yang ia dengar di radio kemarin, ” ….Bersyukurlah kepada Allah!,sebab barang siapa yang bersyukur berarti dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sungguh Allah Maha Kaya dan Tumpuan puji.”. Rahma menjadi  berfikir bahwa hidup ini masih banyak yang harus di syukuri dan masih banyak yang harus di renungi.
Bersyukur atas sesuap nasi, bersyukur atas sebuah jabatan dan kekuasaan, besyukur atas secuil manisnya kehidupan yang masih perlu untuk di perjuangkan. Dan yang terpenting bukanlah apa yang telah di berikan dalam kehidupan kita selama ini, tetapi yang terpenting adalah kita tahu siapa yang telah memberikannya untuk kita.
“semoga hamba adalah termasuk dalam golongan orang yang mampu untuk belajar dan bersyukur atas apa yang telah Engkau berikan untuk hamba. Bukan seorang yang kufur akan nikmat-nikmat –Mu. Dan terjauh dari dosa kecil maupun besar, Amiin”, adalah sepotong doa yang Rahma panjatkan dari dalam hatinya setelah ia turun dari motor dan menuju pintu rumah. Rahma sangat bersyukur atas renungan ini yang begitu saja terfikirkan olehnya tanpa ia sengaja. Jalan belajar itu memang begitu banyak kalau kita sedikit saja mau untuk peka pada kehidupan di sekeliling kita. N

Senin, 13 Agustus 2012

Doa Yang Mustajab


Ya Allah, jangan kembalikan aku ke keluargakau, dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan."

picture from: google

Doa itu keluar dari mulut `Amru bin Jumuh, ketika ia bersiap-siap mengenakan baju perang dan bermaksud berangkat bersama kaum Muslimin ke medan Uhud. Ini adalah kali pertama bagi `Amru terjun ke medan perang, karena dia kakinya pincang. Didalam Al-Quran disebutkan: "Tiada dosa atas orang-orang buta, atas orang-orang pincang dan atas orang sakit untuk tidak ikut berperang." (QC. Al-Fath:17)

Karena kepincangannya itu maka `Amru tidak wajib ikut berperang, di samping keempat anaknya telah pergi ke medan perang. Tidak seorangpun menduga `Amru dengan keadaannya yang seperti itu akan memanggul senjata dan bergabung dengan kaum Muslimin lainnya untuk berperang.

Sebenarnya, kaumnya telah mencegah dia dengan mengatakan: "Sadarilah hai `Amru, bahwa engkau pincang. Tak usahlah ikut berperang bersama Nabi saw."

Namun `Amru menjawab: "Mereka semua pergi ke surga, apakah aku harus duduk-duduk bersama kalian?"

Meski `Amru berkeras, kaumnya tetap mencegahnya pergi ke medan perang. Karena itu `Amru kemudian menghadap Rasulullah Saw dan berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah. Kaumku mencegahku pergi berperang bersama Tuan. Demi Allah, aku ingin menginjak surga dengan kakiku yang pincang ini."

"Engkau dimaafkan. Berperang tidak wajib atas dirimu." Kata Nabi mengingatkan.

"Aku tahu itu, wahai Rasulullah. Tetapi aku ingin berangkat ke sana." Kata `Amru tetap berkeras.

Melihat semangat yang begitu kuat, Rasulullah kemudian bersabda kepada kaum `Amru: "Biarlah dia pergi. Semoga Allah menganugerahkan kesyahidan kepadanya."

Dengan terpincang-pincang `Amru akhirnya ikut juga berperang di barisan depan bersama seorang anaknya. Mereka berperang dengan gagah berani, seakan-akan berteriak: "Aku mendambakan surga, aku mendambakan mati: sampai akhirnya ajal menemui mereka.

Setelah perang usai, kaum wanita yang ikut ke medan perang semuanya pulang. Di antara mereka adalah "Aisyah. Di tengah perjalanan pulang itu `Aisyah melihat Hindun, istri `Amru bin Jumuh sedang menuntun unta ke arah  Madianh. `Aisyah bertanya: "Bagaiman beritanya?"

"Baik-baik , Rasulullah selamat Musibah yang ada ringan-ringan saja. Sedang orang-orang kafir pulang dengan kemarahan, "jawab Hindun.

"Mayat siapakah di atas unta itu?"
"Saudaraku, anakku dan suamiku."
"Akan dibawa ke mana?"
"Akan dikubur di Madinah."

Setelah itu Hindun melanjutkan perjalanan sambil menuntun untanya ke arah Madinah. Namun untanya berjalan terseot-seot lalu merebah.

"Barangkali terlalu berat," kata `Aisyah.
"Tidak. Unta ini kuat sekali. Mungkin ada sebab lain." Jawab Hindun.

Ia kemudian memukul unta tersebut sampai berdiri dan berjalan kembali, namun binatang itu berjalan dengan cepat ke arah Uhud dan lagi-lagi merebah ketika di belokkan ke arah Madinah. Menyaksikan pemandangan aneh itu, Hindun kemudian menghadap kepada Rasulullah dan menyampaikan peristiwa yang dialaminya: "Hai Rasulullah. Jasad saudaraku, anakku dan suamiku akan kubawa dengan unta ini untuk dikuburkan  di Madinah. Tapi binatang ini tak mau berjalan bahkan berbalik ke Uhud dengan cepat."

Rasulullah berkata kepada Hindun: "Sungguh unta ini sangat kuat. Apakah suamimu tidak berkata apa-apa ketika hendak ke Uhud?"

"Benar ya Rasulullah. Ketika hendak berangkat dia menghadap ke kiblat dan berdoa: "Ya Allah, janganlah Engkau kembalikan aku ke keluargaku dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan."

"Karena itulah unta ini tidak mau berangkat ke Medinah. Allah SWT tidak mau mengembalikan jasad ini ke Madinah" kata beliau lagi.

"Sesungguhnya diantara kamu sekalian ada orang-orang jika berdoa kepada Allah benar-benar dikabulkan. Diantara mereka itu adalah suamimu, `Amru bin Jumuh," sambung Nabi.

Setelah itu Rasulullah memerintahkan agar ketiga jasad itu dikuburkan di Uhud. Selanjutnya beliau berkata kepada Hindun: "Mereka akan bertemu di surga. `Amru bin Jumuh, suamimu; Khulad, anakmu; dan Abdullah, saudaramu."

"Ya Rasulullah. Doakan aku agar Allah mengumpulkan aku bersama mereka,: kata Hindun memohon kepada Nabi.


Author:

Help file dibuat oleh Heksa
Email heksa@bigfoot.com
Download Islam artikel di
http://sujud.cjb.net

Wassalam



Ukhuwah


Ini adalah sebuah kisah tentang kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib dalam Khulafaurrasyidin yang sangat patut kita teladani.
picture from : google

Tidak ada khalifah yang paling mencintai ukhuwwah, ketika orang berusaha menghancurkannya, seperti Ali ibn Abi Thalib. Baru saja dia memegang tampuk pemerintahan, beberapa orang tokoh sahabat melakukan pemberontakan. Dua orang di antara pemimpin Muhajirin meminta izin untuk melakukan umrah. Ternyata mereka kemudian bergabung dengan pasukan pembangkang. Walaupun menurut hukum Islam pembangkang harus diperangi, Ali memilih pendekatan persuasif. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk menyadarkan mereka. Beberapa pucuk surat dikirimkan. Namun, seluruh upaya ini gagal. Jumlah pasukan pemberontak semakin membengkak. Mereka bergerak menuju Basra.

Dengan hati yang berat, Ali menghimpun pasukan. Ketika dia sampai di perbatasan Basra, di satu tempat yang bernama Alzawiyah, dia turun dari kuda. Dia melakukan shalat empat rakaat. Usai shalat, dia merebahkan pipinya ke atas tanah dan air matanya mengalir membasahi tanah di bawahnya. Kemudian dia mengangkat tangan dan berdo'a: "Ya Allah, yang memelihara langit dan apa-apa yang dinaunginya, yang memelihara bumi dan apa-apa yang ditumbuhkannya. Wahai Tuhan pemilik 'arasy nan agung. Inilah Basra. Aku mohon kepada-Mu kebaikan kota ini. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya. Ya Allah, masukkanlah aku ke tempat masuk yang baik, karena Engkaulah sebaik-baiknya yang menempatkan orang. Ya Allah, mereka telah membangkang aku, menentang aku dan memutuskan bay'ah-ku. Ya Allah, peliharalah darah kaum Muslim."

Ketika kedua pasukan sudah mendekat, untuk terakhir kalinya Ali mengirim Abdullah ibn Abbas menemui pemimpin pasukan pembangkang, mengajak bersatu kembali dan tidak menumpahkan darah. Ketika usaha ini pun gagal, Ali berbicara di hadapan sahabat-sahabatnya, sambil mengangkat Al-Qur'an di tangan kanannya: "Siapa di antara kalian yang mau membawa mushaf ini ke tengah-tengah musuh. Sampaikanlah pesan perdamaian atas nama Al-Qur'an. Jika tangannya terpotong peganglah Al-Qur'an ini dengan tangan yang lain; jika tangan itu pun terpotong, gigitlah dengan gigi-giginya sampai dia terbunuh."

Seorang pemuda Kufah bangkit menawarkan dirinya. Karena melihat usianya terlalu muda, mula-mula Ali tidak menghiraukannya. Lalu dia menawarkannya kepada sahabat-sahabatnya yang lain. Namun, tak seorang pun menjawab. Akhirnya Ali menyerahkan Al-Qur'an kepada anak muda itu, "Bawalah Al-Qur'an ini ke tengah-tengah mereka. Katakan: Al-Qur'an berada di tengah-tengah kita. Demi Allah, janganlah kalian menumpahkan darah kami dan darah kalian."

Tanpa rasa gentar dan penuh dengan keberanian, pemuda itu berdiri di depan pasukan Aisyah. Dia mengangkat Al-Qur'an dengan kedua tangannya, mengajak mereka untuk memelihara ukhuwwah. Teriakannya tidak didengar. Dia disambut dengan tebasan pedang. Tangan kanannya terputus. Dia mengambil mushaf dengan tangan kirinya, sambil tidak henti-hentinya menyerukan pesan perdamaian. Untuk kedua kalinya tangannya ditebas. Dia mengambil Al-Quran dengan gigi-giginya, sementara tubuhnya sudah bersimbah darah. Sorot matanya masih menyerukan perdamaian dan mengajak mereka untuk memelihara darah kaum Muslim. Akhirnya orang pun menebas lehernya.

Pejuang perdamaian ini rubuh. Orang-orang membawanya ke hadapan Ali ibn Abi Thalib. Ali mengucapkan do'a untuknya, sementara air matanya deras membasahi wajahnya. "Sampai juga saatnya kita harus memerangi mereka. Tetapi aku nasihatkan kepada kalian, janganlah kalian memulai menyerang mereka. Jika kalian berhasil mengalahkan mereka, janganlah mengganggu orang yang terluka, dan janganlah mengejar orang yang lari. Jangan membuka aurat mereka. Jangan merusak tubuh orang yang terbunuh. Bila kalian mencapai perkampungan mereka janganlah membuka yang tertutup, jangan memasuki rumah tanpa izin, janganlah mengambil harta mereka sedikit pun. Jangan menyakiti perempuan walaupun mereka mencemoohkan kamu. Jangan mengecam pemimpin mereka dan orang-orang saleh di antara mereka."

Sejarah kemudian mencatat kemenangan di pihak Ali. Seperti yang dipesankannya, pasukan Ali berusaha menyembuhkan luka ukhuwwah yang sudah retak. Ali sendiri memberikan ampunan massal. Sejarah juga mencatat bahwa tidak lama setelah kemenangan ini, pembangkang-pembangkang yang lain muncul. Mu'awiyah mengerahkan pasukan untuk memerangi Ali. Ketika mereka terdesak dan kekalahan sudah di ambang pintu, mereka mengangkat Al-Qur'an, memohon perdamaian. Ali, yang sangat mencintai ukhuwwah, menghentikan peperangan. Seperti kita ketahui bersama, Ali dikhianati. Karena kecewa, segolongan dari pengikut Ali memisahkan diri. Golongan ini, kelak terkenal sebagai Khawarij, berubah menjadi penentang Ali. Seperti biasa, Ali mengirimkan utusan untuk mengajak mereka berdamai. Seperti biasa pula, upaya tersebut gagal.

Dari: Islam Aktual. Jalaluddin Rakhmat. Mizan, Jakarta 1991

Author:

Help file dibuat oleh Heksa
Email heksa@bigfoot.com
Download Islam artikel di
http://sujud.cjb.net

Wassalam


Orang Beriman


 picture from: google
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jarir bin Adullah dia berkata, "Kami pergi bersama Rasulullah saw.. Setelah kami meninggalkan Madinah, tiba-tiba ada seorang penunggang menuju ke arah kami. Rasulullah saw. bersabda,  Sepertinya penunggang itu ada keperluan kepadamu.? Akhirnya, tibalah penunggang itu pada kami seraya memberi salam. Kami pun menjawab salamnya. Rasulullah saw. Bertanya kepadanya,  Dari mana engkau?  Dia menjawab, "Dari istriku, anakku, dan keluargaku.  Beliau bertanya,  Hendak ke mana kamu? Dia menjawab,  Hendak menemui Rasulullah.  Beliau bersabda,  Kamu telah menjumpainya.  Dia berkata,  Ajarkanlah kepadaku apakah iman itu?  Beliau bersabda,  Hendaklah kmau bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, bahwa Muhammad merupakan Rasul Allah, kamu pun harus mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan beribadah haji ke Baitullah.  Dia berkata,  Sungguh aku mengakui "

Jarir melanjutkan, "Kemudian kaki depan unta orang itu masuk ke dalam lubang tikus yang besar sehingga unta pun terperosok, demikia pula orang itu terjatuh dengan kepala terbentur hingga ia mati. Maka Rasulullah bersabda,  Saya harus menolong orang itu!  Maka Amar bin Yasir dan Hudzaifah bin al-Yaman meloncat untuk memburu Nabi saw. Lalu keduanya mendudukkan beliau seraya berkata,  Ya Rasulullah, orang itu sudah meninggal. "

Jarir berkata, "Maka Rasulullah berpaling dari kedua sahabat itu, lalu bersabda kepada keduanya,  Apakah kamu berdua tidak melihat keberpalinganku dari orang itu? Sungguh saya melihat dua malaikat menyuapkan buah surga ke mulut orang itu sehingga tahulah saya bahwa dia mati dalam keadaan lapar!  Kemudian Rasulullah saw. Bersabda,  Orang ini termasuk orang-orang yang disifati Allah dalam firman-Nya, "

Orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampurkan keimanannya dengan kezaliman.  Kemudian beliau melanjutkan,  Bawalah saudaramu itu!  Maka kami pun membawanya ke air, memandikannya, melumurinya dengan obat, mengafaninya, dan membawanya ke kubur.

Lalu, datanglah Rasulullah saw. Kemudian beliau duduk di pinggir kubur dan bersabda,  Buatlah lahad (relung di lubang kubur) dan jangan membuat galian di tengah-tengah, sebab lahad itu untuk umat Islam sedang lubang di tengah untuk agama lain."


Author:
Help file dibuat oleh Heksa
Email heksa@bigfoot.com
Download Islam artikel di
http://sujud.cjb.net

Wassalam


Senin, 28 Mei 2012

Tips Menghafal al-Qur’an Bagi yang ‘Merasa’ Sibuk

           

Maaf.. saya tidak bisa ikut dulu,, saya sedang sibuk.. mungkin pekan depan!!
ndk sempat ke masjid karena sibuk!
ndk sempat ke pengajian karena sibuk!
ndk sempat pergi tarbiyah karena sibuk!
ndk sempat baca al-Qur’an karena sibuk!
ndk sempat dengar ceramah karena sibuk!
dan ndk sempat menghafal al-Qur’an karena sibuk!
Sibuk.. Sibuk! Sibuk.. hal ini sering kita jadikan alasan ! Kalau ditanya tentang kesibukan,, yaaa.. semua orang juga sibuk!! jangankan orang yang waras, orang gila juga sibuk.. hehe :D

 


Bagi yang merasa sibuk dan masih merasa kurang hafalannya dengan al-Qur’an, maka saya ingin berbagi bacaan dari Imam Auliya yang dipaparkannya dalam blog Wahdah Islamiyah. Berikut tipsnya :)
Menghafal Al Qur’an bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan keinginan yang kuat, keistiqamahan, kesabaran, dan disertai dengan UPAYA NYATA yakni mau memulai dan terus berusaha tanpa kenal lelah apalagi kata “MENYERAH”, namun menghafal Al Qur’an juga bukanlah amalan yang mustahil untuk dikerjakan OLEH SIAPA PUN, sampai kepada kita yang memiliki seabrek kesibukan lainnya, namun perlu kami ingatkan sekali lagi, bahwa harus SABAR dan ISTIQAMAH…!
jangan berfikiran bahwa dengan metode ini antum akan menghafal Al Qur’an dalam waktu setahun atau dua tahun, tidak Ikhwan dan Akhwat sekalian, bahkan metode ini membutuhkan waktu 15 hingga 30 tahun, TERLALU LAMA…? terserah penilaian antum bagai mana, namun setidaknya INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAPAL SAMA SEKALI, mungkin antum khawatir akan diwafatkan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan hafalan…? Maka kami sampaikan bahwa SETIDAKNYA KITA BISA BERBAHAGIA KARENA MENINGGAL DALAM KONDISI MEMBAWA NIAT YANG MULIA YANG DIBENARKAN OLEH AMALAN YANG TENGAH KITA LAKUKAN, dan juga antum jangan berfikiran bahwa ini adalah pekerjaan yang mudah untuk dikerjakan tanpa kesabaran, keistiqamahan, dan tindakan nyata, sebab tanpa semua itu berarti antum hanyalah BERANGAN-ANGAN…!
Syarat yang WAJIB untuk antum penuhi sebelum melaksanakan metode ini adalah:
1. Niat karena mengharap Keridhaan Allah.
2. Mampu membaca Al Qur’an dengan tartil (tajwid yang benar), atau setidaknya antum terus berusaha untuk memperbaiki kualitas bacaan Al Qur’an antum.
Berikut adalah metode yang Alhamdulillah telah kami buktikan sendiri dalam kurun waktu yang belum genap setahun ini:
1. Mulailah menghafal dari Juz 30 atau juz 29 atau juz 28, setelah itu silahkan mulai dari Juz 1 dan seterusnya.
2. Gunakan Mushaf Al Qur’an Huffadzh, yakni Al Qur’an cetakan standard international, di mana setiap juz-nya rata-rata terdiri dari +/- 10 lembar (20 halaman; di mana setiap halaman maksimal terdiri dari 15 baris), usahakan istiqamah dengan satu mushaf, tapi bukanlah alasan untuk tidak menghafal ketika suatu ketika antum lupa membawa mushaf antum, tetaplah menghafal meski dengan mushaf yang berbeda, ini hanya untuk lebih memudahkan antum dengan sebuah kebiasaan.
3. Persiapkan diri dengan mengatur 5 waktu khusus untuk menghafal dalam sehari, dan kami sangat menyarankan bahwa waktu tersebut adalah setiap antum selesai menunaikan shalat fardhu.
4. Setiap waktu tersebut, hafalkanlah 1 baris, jika hal tersebut masih terlalu berat bagi antum maka cukup hafal setengah baris saja setiap selesai shalat fadhu, dan jika setengah baris ini masih memberatkan bagi antum, maka ‘afwan karena kami hanya mampu menyarankan kepada antum PERBANYAKLAH ISTIGHFAR…!!! (Ikhwan dan Akhwan sekalian, dengan menghafal 1 baris setiap selesai shalat fardhu, berarti insyaa Allah dengan kesabaran dengan keistiqamahan, antum akan Menghafal seluruh Al Qur’an dalam waktu 15 tahun, dan jika antum hanya sangguf menghafal setengah baris setiap waktu yang telah ditentukan tersebut, maka insyaa Allah dengan kesabaran dan keistiqamahan, maka antum akan menghafal seluruh Al Qur’an dalam waktu 30 tahun, sekedar mengingatkan bahwa setidaknya INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAPAL SAMA SEKALI).
5. Jika memungkinkan, cobalah antum mencari sahabat atau teman yang bisa ikut menghafal bersama antum, sebab hal tersebut akan lebih menguatkan bagi antum, boleh dari saudara, teman, istri, atau suami, namun jika tak ada satu pun maka sendiri juga insyaa Allah tidak mengapa, ANTUM PASTI BISA…!!!
6. Jika antum memiliki media yang memungkinkan untuk membantu antum seperti HP, MP3/MP4 Player, atau apa saja yang dilengkapi dengan fasilitas recorder & playback maka gunakanlah media tersebut, rekam suara (bacaan) antum pada media tersebut agar antum bisa mendengarnya di setiap kesempatan sebelum tiba waktu selanjutnya, kegiatan ini sebagai media muraja’ah dengan pendengaran sekaligus melatih telinga kita untuk terbiasa tidak mendengar hal-hal yang sia-sia seperti lagu dan musik.
7. Banyak-banyak berdo’a kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar dimudahkan, diistiqamahkan untuk menghafal Al Qur’an, juga agar diberi usia, kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan cita-cita mulia ini.
8. Gunakan kesempatan Qiyam Al Layl sebagai waktu tambahan untuk memuraja’ah hafalan-hafalan antum.
KESIMPULAN DARI PENERAPAN METODE INI:
1. Jika antum menghafal 1 baris setiap waktunya, berarti antum akan menjadi seorang penghafal Al Qur’an dalam waktu 15 tahun, dengan kata lain “TIADA TAHUN KECUALI HAFALAN ANTUM BERTAMBAH SEBANYAK 2 JUZ”.
2. Jika antum menghafal setengah baris setiap waktunya, berarti antum akan menjadi seorang penghafal Al Qur’an dalam waktu 30 tahun, dengan kata lain “TIADA TAHUN KECUALI HAFALAN ANTUM BERTAMBAH SEBANYAK 1 JUZ”.
KELAMAAN IKHWAN DAN AKHWAT SEKALIAN…???
SEKALI LAGI… INGATLAH PESAN KAMI INI:
IKHWAN… SETIDAKNYA INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAFAL SAMA SEKALI…!!!
AKHWAT… SETIDAKNYA INI MASIH LEBIH BAIK DARI PADA TIDAK HAFAL SAMA SEKALI…!!!
Jika suatu ketika antum futhur (lesuh semangat) dalam menggapai cita-cita mulia ini, maka ingatlah (bacalah) kembali hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam tentang keutamaan dan kemualiaan para penghafal Al Qur’an, dan ingatlah kedua ibu bapak antum yang pastinya ingin untuk dipakaikan Pakaian Kemuliaan beserta Mahkota kemuliaan di Akhirat kelak.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa melindungi kita dari kefuhuran, dan menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang hafal Al Qur’an, mengamalkan, dan mendakwahkannya, serta mematikan kita semua dalam kondisi dada yang menyimpan Al Qur’an beserta kemuliaannya. Aamiin
– saiia Ayuwati Ariyani –
siapa yang berkomitmen menjadi penghafal, maka ingatlah bahwa Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:
“Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu Ia berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari manusia.” Kemudian Anas berkata lagi, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah. Baginda menjawab: “Ia itu ahli Qur’an (orang yang membaca atau menghafal Al- Qur’an dan mengamalkan isinya).Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.

Sebab-Sebab Malas Beribadah (disertai Tips-Tips Meningkatkan Semangat Ibadah)

Pertama : Bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
Sebab pertama dari beberapa sebab yang menjadikan seorang malas dalam beribadah adalah bergelimang dalam dosa dan maksiat


Sufyan Ats-Tsauri pernah menuturkan, "Saya pernah tidak bisa menjalankan shalat tahajjud selama 5 bulan. Hanya karena 1 dosa yang dulu aku lakukan." (atau ucapan yg senada)
Nah, bagaimana dengan kita?

Seorang muslim yang bergelimang maksiat dan terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan dilupakan kebanyakan manusia adalah salah satu sebab lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan. Jika seorang malas beribadah, maka ia terancam dengan kemurkaan Alloh. Tahukah Anda, apa kemurkaan Allah tersebut ?

Sungguh Alloh akan melenyapkan manisnya iman, tidak mengaruniakan kepadanya kelezatan dalam ketaatan. Inilah murka Alloh yang akan menimpanya, selanjutnya ia tidak mampu mengerjakan ketaatan dan ibadah, padahal meraih ketaatan dan ibadah adalah sebab meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu Allohu subhanahu wata’ala berfirman

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy-Syura:30)

Maka dari itu, hendaklah seorang muslim menjauhi perbuatan maksiat dan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh. Oleh sebab itu jauh hari Rasululloh Shollalahu a’alaihi wassalam mengingatkan kita dengan sabdanya,

“jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia bertumpuk-tumpuk pada seseorang, maka ia akan mencelakakan orang tersebut.”

Jauhilah segala dosa kecil dan besar itulah ketaqwaan, jadilah engkau seperti orang yang berjalan di atas jalan berduri yang selalu waspada, janganlah engkau meremehkan dosa kecil, karena sebuah gunung itu tersusun dari batu-batu kecil

Kedua : Tidak Faham Tentang Urgensi Ibadah

Sebab kedua yang membuat seseorang malas mengerjakan ketaatan dan ibadah adalah melupakan urgensi ibadah. Diantara bentuk kelalaian seseorang adalah melupakan dirinya bahwa ia adalah mahluk yang lemah, hanya karena kehendak dan kekuatan Alloh sajalh ia menjadi kuat dalam menjaga dan mengerjakan ketaatan dan ibadah.

Seorang muslim harus mengetahui dan memahami bahwa beribadah dan beramal shalih adalah sebab dan inti mendapatkan bantuan dan pertolongan Alloh, sesungguhnya tekun mengerjakan amal shalih adalah cara meraih pertolongan Alloh subhanahu Wata’ala

Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman

“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-ankabut:69)

Ketiga : Melupakan Kematian

Diantara sebab malas dalam beribadah adalah melupakan kematian dan kejadian-kejadian setelahnya. Wahai saudaraku, sungguh melupakan kematian dan kesulitan-kesulitan setelahnya adalah penyebab seseorang malas untuk beribadah, taat dan malas beramal shaleh.

Sungguh seorang yang melupakan kematian dapat dipastikan ia akan malas beribadah, maka dari itu bagi setiap muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengingat penghancur (pemutus) segala kenikmatan. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.”(QS. Ali Imran : 185)

Ya, Kematian adalah obat bagi orang yang panjang angan-angan, orang yang keras hatinya dan yang banyak dosa. Oleh sebab itu Rasulullah Shollalahu ‘alaihi Wasallah bersabda “perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan.”

Keempat : Tidak Tahu Besarnya Pahala Suatu Ibadah

Wahai saudaraku….

Diantara sebab malas beribadah dan malas mengerjakan ketaatan adalah tidak tahu besarnya pahala suatu ibadah. Sungguh tidak mengetahuinya adalah sebab malas melakukan ibadah dan ketaatan, jika seseorang mengetahui besarnya suatu ibadah, niscaya ia akan rajin mengerjakannya.

Maka dari itu, aku wasiatkan kepada kalian wahai kaum muslimin… hendaklah bersungguh-sungguh untuk memahami keutamaan ibadah dengan membaca buku-buku yang menjelaskan akan keutamaan dan ganjaran ibadah itu. Karena jika seseorang mengetahui keutamaan dan besarnya pahala suatu ibadah ia akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah.

Kelima : Berlebih-lebihan Dalam Hal Yang Mubah

Diantara sebab malas mengerjakan ibadah dan ketaatan adalah berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Yaitu dalam hal makanan, minuman, pakaian, dan kendaraan serta yang lainnya. Seluruhnya adalah penyebab malas beribadah, karena berlebih-lebihan dalam hal tersebut dapat menyebabkan lesu, ingin mudah istirahat dan tidur.

Berlebih-lebihan dalam perkara mubah seperti dalam makanan dan minuman adalah penyebab kerasnya hati. Karena hati akan bersih dan lembut jika dalam kondisi lapar dan sedikit makan dan hati akan menjadi keras jika dalam kondisi kenyang, hal ini adalah sunnatulloh yang tidak pernah berubah. Celakalah orang yang keras hatinya dan tidak ingat Alloh. Bahkan seorang muslim yang bersungguh-sungguh dalam beribadah, mengerjakan kebaikan dan ketaatan bahkan bercapek-capek mengerjakan sholat tahajud pun tidak akan merasakan lezat dan manisnya ibadah jika berlebihan dalam perkara mubah tersebut.

Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata “Banyak mengkonsumsi makanan adalah sebuah penyakit yang akan menimbulkan keburukan, banyak makan dapat menjerumuskan anggota badan untuk melakukan maksiat, dan berat untuk melakukan ketaatan. Maka cermatilah keburukan ini.”

Wallohu ‘alam

=======================================




Tujuh Tips untuk meningkatkan semangat ibadah,


Tips Ustadz Tate Qomaruddin (Memahami Fadhilah Ibadah)
  1. Kenali dan pahami keutamaan (fadhilah) setiap ibadah. Bacalah ayat-ayat Qur’an atau hadits shahih yang menerangkan keutamaan ibadah.
  2. Ubah lintasan hati untuk melakukan ibadah menjadi keinginan, lalu tekad. Caranya dengan selalu mengingat bahwa hidup kita belum tentu masih panjang.
  3. Sering mengadakan berkumpul (majelis, halaqah) untuk saling menasehati dan mengingatkan.
  4. Sering-sering “menengok” bagaimana para sahabat dan tabi’in bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah (membaca sirah/perjalanan hidupnya).
  5. Bersikap menengah (sedang-sedang saja) dalam melaksanakan ibadah. Jangan memforsir diri secara berlebihan. Karena ibadah yang baik adalah yang dilakukan secara dawam (kontinyu) walaupun sedikit.
  6. Mintalah kepada orang tedekat untuk mendorong melaksanakan ibadah atau mengingatkan apabila kita lalai dalam beribadah.
  7. Berdo’a. Diantara do’a yang diajarkan adalah “Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika” (Ya Allah, bantulah aku untuk selalu mengingat-Mu, untuk bersyukur kepada-Mu, dan untuk melaksanakan ibadah kepada-Mu secara baik).



Tips Dr. Setiawan Budi Utomo (Buat Divesifikasi Ibadah)
  1. Perbesar kerinduan untuk "berkomunikasi dan bermesraan" dengan Allah SWT.
  2. Rasakan hati seperti kering, hampa, dan ada yang hilang bila berkurang ibadah.
  3. Jadikan ibadah sebagai media relaksasi jiwa, penguatan mental, dan rekreasi sukma.
  4. Cobalah melakukan diversivikasi dan penghayatan ibadah untuk membuang kejenuhan.
  5. Tingkatkan dorongan mensyukuri nikmat untuk menyingkirkan kemalasan ibadah.
  6. Yakinilah ibadah sebagai sumber kekuatan, media konsolidasi dan mobilisasi hidup.
  7. Hindarilah kemaksiatan lahir dan batin yang menghalangi kelezatan ibadah.


Tips Ustadzah Helini (Amal Sebagai Investasi Abadi)
  1. Memahami tujuan hidup
  2. Ibadah kepada Allah SWT adalah merupakan tujuan dari penciptaan kita. Apapun bentuk amal perbuatan kita harus dilakukan dengan kesadaran bahwa Allah SWT selalu berada bersama kita dan mengawasi gerak-gerik kita.
  3. Memahami nilai dunia dibandingkan akhirat
  4. Dunia bukanlah segala-galanya.
  5. meyakini dengan sepenuhnya konsep perhitungan (yaumul hisab)
  6. Setiap amal sekecil apapun ada nilai dan pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.
  7. Mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah
  8. Menghindari semua bentuk kemaksiatan dan dosa-dosa kecil
  9. Mengingat bahwa kematian itu datang secara mendadak
  10. Memohon pertolongan dan bantuan pada Allah SWT

tabloid/majalah ummi edisi 9/XII/2000